Pengertian Historiografi
Historiografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu historia yang artinya sejarah, dan graphia yang artinya penulisan. Singkatnya, Historiografi adalah penulisan sejarah.
Jenis-jenis Historiografi .
Pembagian jenis historiografi di Indonesia dibagi berdasarkan ciri dan karakteristiknya.
1. Historiografi Tradisional
Historiografi tradisional merupakan penulisan sejarah yang umumnya dilakukan oleh para sastrawan atau pujangga keraton dan bangsawan kerajaan.
Sedangkan dari segi karakteristiknya, historiografi tradisional bersifat kultural dan politis, serta belum menggunakan metode ilmiah dalam penyusunannya, sehingga unsur subjektivitasnya tinggi.
2. Historiografi Kolonial
Historiografi Kolonial adalah penulisan sejarah yang berkembang pada masa Kolonial Belanda sejak abad ke-17 M hingga Pemerintahan Hindia Belanda pada abad ke-20 M.
Fokus utama historiografi kolonial adalah kehidupan warga Belanda (Eropa) di Hindia Belanda karena ditulis oleh orang-orang Belanda atau Eropa. Tujuan penulisannya untuk memperkuat kedudukan mereka di Indonesia.
3. Historiografi Nasional
Historiografi Nasional adalah penulisan sejarah dengan bangsa Indonesia sebagai subjek utama. Model historiografi ini mulai marak setelah bangsa ini merdeka pada agustus 1945
Penulisannya bersifat Indonesiasentris, dengan tujuan untuk kepentingan menanamkan rasa nasionalisme kepada seluruh rakyat Indonesia. Sedangkan ciri dari historiografi nasional antara lain menggunakan perspektif nasionalisme Indonesia. Dari karakteristiknya, penulisan sejarah memiliki tujuan untuk kepentingan bangsa Indonesia. Tulisan sejarah sengaja dibuat berdasarkan perspektif bangsa Indonesia.
4. Historiografi Modern
Historiografi modern adalah penulisan sejarah yang menggunakan metodologi analisis kritis dan berpedoman pada prinsip sejarah sebagai ilmu.
Historiografi modern berfokus pada pemaparan data dan fakta dari sebuah peristiwa sejarah. Fakta sejarah dalam historiografi modern didapatkan melalui metode penelitian sejarah, penggunaan ilmu bantu sejarah, dan rekonstruksi sejarah lisan.
by : Afifah Nawang Wulan
Komentar
Posting Komentar